PART 1 - SAJAK AKU INGIN PUNYA PACAR

pertama ini adalah semacam puisi atau sajak yang ane dapat dari sebuah situs. namanya solusiislam.com. sayangnya domain tersebut sudah tidak aktif lagi. jadi ane sekedar negpost ulang apa ang ane pernah simpan dalam laptop ane seteleah sekian sekian sekian lama.
oke langsung aja

Andai aku punya pacar…
Tapi, sayangnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Sungguh indah rasanya dunia ini. Ada orang yang selalu memperhatikanku. Tiap hari ditanya kabar: udah bangun belum? (di saat pagi), lagi sibuk apa sekarang? Udah makan? (di saat siang), udah bobo’ belum, say? (di saat malam). Ooh…senang rasanya hati.
Andai aku punya pacar…
Tapi, sayangnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Ada yang bisa diajak jalan berdua. Bergandengan tangan. Boncengan berdua. Bersandingan di kendaraan. Keliling kota. Nonton bareng. Mesra. Seolah dunia milik berdua. Orang-orang lain cuman ngontrak. Ngekost. 
Ada tempat buat curhat. Tempat berkeluh kesah. Tempat berbagi cerita saat pusing dengan kuliah. Bisa juga dimintai saran-saran, kasih semangat saat malas belajar. Ada motivator ulung dengan bahasa-bahasa gombal, namun menyejukkan hati. Dengan gaya tutur kata yang puitis, seolah semua kesusahan dunia hilang sirna.
Andai aku punya pacar…
Tapi, sayangnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Ada yang ngingetin juga supaya rajin ibadah. Ada motivasi buat banyak lebih beramal. Bahkan di tengah malam yang dingin pun, aku akan terbangun jika di-misscalled untuk bangun Shalat Tahajud. Ooh…indahnya malam dengan rentetan do’a yang terselip namanya. Sedap rasanya ibadah.
Andai aku punya pacar…
Tapi, sayangnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Aku pasti dianggap orang yang paling spesial di mata dia. Paling didengar. Dan akupun akan senantiasa siap sedia. Selalu ada waktu spesial. Untuk jalan-jalan, mendengarkan curhatnya, meladeni celotehannya, dan…asyik deh pokoknya. Dengan berbagai keindahan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Saking indahnya. Cinta…
Andai aku punya pacar…
Tapi, sayangnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Aku mungkin akan menjadi orang yang dzalim karena aku tidak bisa fokus meladeni SMS-nya. Saat dia mengajakku jalan, aku tak rela bilang: “maaf say, aku lagi rapat nih. Masih ada agenda lain. Jadi, kita nontonnya lain kali aja ya?”
Aku tidak punya waktu banyak untuk memperhatikan tingkah lakunya tiap saat. Aku harus mengerjakan banyak kerjaan. Banyak amanah yang harus aku tunaikan. Kasian sekali pacarku.
Andai aku punya pacar…
Tapi, untungnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Akan banyak waktu produktifku terbuang begitu saja. Tidak mendatangkan banyak manfaat. Waktu 24 jam yang kumiliki habis hanya untuk satu orang. Ooh…sayangnya. Padahal, waktu berhargaku akan jauh lebih baik jika dipergunakan untuk kemaslahatan orang banyak. Menjalankan serangkaian agenda untuk hajat hidup orang banyak. Menyebarkan banyak kebaikan, menebarkan banyak energi positif, membuat orang lain menyunggingkan senyum terbaikanya. Banyak orang. Bukan satu orang yang dispesialkan. Bahkan, aku akan bisa memotivasi orang untuk juga berbuat baik. Dan kebaikan itu jadi berantai… menular ke banyak orang. Sekali lagi, tidak hanya untuk satu orang yang kuanggap spesial.
Andai aku punya pacar…
Tapi, untungnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Wah…aku akan takut ibadahku tidak ikhlas. Saat mau shalat di sajadah ada wajah dia yang elok. Dan jadi semangatpun, karena dia juga. Mau baca Qur’an seolah wajahnya menari-nari di antara ayat demi ayat yang kulantunkan. Mau tahajud, cuman gara-gara dia yang ngebangunin. Padahal, aku ingin niat ibadahku murni. Hanya untuk-Nya (dengan ‘N’ besar). Bukan karenanya.
Andai aku punya pacar…
Tapi, untungnya aku tak punya pacar…
Coba kalau aku punya pacar…
Aku akan kehilangan banyak kesempatan menikmati indahnya perjuangan menjalani hidup yang penuh dengan banyak pelajaran. Penuh dengan indahnya rasa pengabdian, dedikasi, kontribusi. Aku akan luput dari orang-orang yang berada dalam kesibukan yang bermanfaat. Teralihkan hanya untuk kepentingan satu orang…
Sayang, maafkan aku. Bukannya aku tak mau menjadi kekasihmu. Aku takut akan dzalim kepadamu… Karena aku telah berjanji untuk mewakafkan diriku untuk kepentingan orang banyak. Bukan untukmu seorang…
Andai aku punya pacar…
Tapi, untungnya aku tak punya pacar…
Dan memang semoga aku benar-benar beruntung….
Oleh: Yasir Arafat

0 komentar: